Penerbit farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menambah jaringan investor baru melalui anak usahanya, PT Kimia Farma Apotek (KFA) dengan tambahan modal Rp 1,86 triliun atau setara dengan 40% saham.
Menurut keterbukaan informasi, KFA akan menerbitkan sebagian saham KAEF kepada PT Akar Investasi Indonesia dan CIZJ Limited. Berdasarkan transaksi ini, kepemilikan saham Kimia Farma di anak usaha jaringan apoteknya turun menjadi 59,9% dari sebelumnya 99,9%.
“Namun, perseroan masih menjadi pemegang saham operator KFA dan laporan keuangan KFA masih terkonsolidasi dalam laporan keuangan perseroan,” kata manajemen dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (30/12).
Sebagai informasi, PT Akar Investasi Indonesia merupakan anak usaha yang dimiliki sepenuhnya oleh Indonesian Investment Board (INA) dan CIZJ Limited merupakan anak usaha yang dimiliki sepenuhnya oleh perusahaan milik negara Tiongkok, Silk Road Fund Co.
KAEF menerbitkan saham KFA sebesar pelepasan sebagian saham kepada PT Akar Investasi Indonesia, anak usaha INA, dan CIZJ Limited, anak usaha SRF senilai Rp 460 miliar. Selain itu, KFA juga menerbitkan saham baru senilai Rp 1,4 triliun yang diserap oleh AII dan CIZJ. Dengan begitu, total nilai transaksi mencapai Rp 1,86 triliun.
Manajemen Kimia Farma mengatakan tujuan transaksi tersebut untuk mendukung modal kerja dan ekspansi bisnis.
Investasi ini akan digunakan perseroan untuk mendukung modal kerja ekspansi dan membiayai ekspansi bisnis strategis KFA. “Termasuk memenuhi kebutuhan modal kerja serta inisiatif untuk lebih meningkatkan efisiensi operasional,” kata manajemen.
Tak hanya itu, transaksi ini juga akan digunakan KFA untuk mengembangkan aplikasi Kimia Farma Mobile guna meningkatkan penjualan di kanal digital.
Melansir Dealstreetasia, pada Juli 2022 SRF menandatangani kesepakatan dengan Indonesia untuk berinvestasi sekitar US$ 3 miliar di Indonesia. Terutama di perusahaan yang mempromosikan konektivitas ekonomi antara kedua negara.
INA dan SRF juga akan berpartisipasi dalam rights issue Kimia Farma yang telah disetujui dalam rapat umum pemegang saham Oktober lalu. Perseroan berencana melepas 25% sahamnya ke publik dalam penerbitan tersebut, dengan target meraup dana sekitar Rp 4,5 triliun.
Pada perdagangan Jumat, harga saham KAEF naik 1,39% menjadi Rp 1.095 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 6,08 triliun. Namun sejak awal tahun, sahamnya masih turun 54,94%.