Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta atau Bank DKI dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Dalam aksi korporasi ini, Bank DKI disebut mengincar dana senilai Rp 2,25 triliun hingga Rp 3 triliun atau setara US$ 150 juta hingga US$ 200 juta.
Bloomberg menulis, menurut beberapa sumber yang mengetahui informasi tersebut, IPO akan dilakukan paling cepat tahun ini. Perusahaan dikabarkan menunjuk empat perusahaan sekuritas yakni BCA Sekuritas, CIMB Sekuritas, Sucor Sekuritas dan Mirae Asset Sekuritas sebagai penjamin emisi.
Sementara itu, pembahasan mengenai rincian harga dan target dana IPO masih dapat berubah. “IPO ini merupakan bagian dari kebijakan strategis Bank DKI di tahun 2023,” kata Direktur Utama Fidri Arnaldy.
Jika IPO ini terealisasi, akan menambah rangkaian IPO beberapa BPD di tanah air. Baru-baru ini, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau Bank Sumut juga akan diumumkan Februari ini dengan target dana IPO sekitar Rp 1,5 triliun ($99 juta).
Sementara itu, beberapa BPD lainnya sudah tercatat di bursa seperti PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR), PT BPD Jawa Timur Tbk. (BJTM) dan PT BPD Banten Tbk. (BEKS).
Merujuk laporan keuangan Bank DKI, per September 2022, bank yang 99,9% sahamnya dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta ini membukukan laba bersih Rp 726,38 miliar, meningkat 28,83% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp. 563 ,83 miliar.
Perseroan tercatat memiliki modal inti Rp 9,61 triliun per September 2022 dengan aset Rp 75,24 triliun. Total aset tersebut terdiri dari liabilitas Rp 65,33 triliun dan ekuitas Rp 9,90 triliun.