Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan telah menerima dokumen pendahuluan terkait rencana penggabungan usaha atau merger dua bank milik konglomerat Lippo Group dan MNC Group, yaitu PT National Bank Nobu Tbk (NOBU) dan PT MNC Internasional Tbk (BABP).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pihaknya sedang mengkaji rencana penggabungan kedua bank tersebut. Otoritas bursa akan menyoroti beberapa aspek seperti emiten yang kemudian akan bertindak sebagai penampung merger dan kepentingan pemegang saham.
“Kami sudah menerima dokumen pendahuluan dari emiten NOBU dan BABP,” ujar Nyoman kepada wartawan, Senin (6/3) di Gedung BEI.
Katadata.co.id menyebutkan, jika mengacu pada laporan keuangan perseroan per Januari 2023, jika terjadi merger, maka total aset kedua bank tersebut akan mencapai Rp37,9 triliun. Total aset BABP mencapai Rp 16,98 triliun dan aset NOBU mencapai Rp 21 triliun.
MNC Bank menyebut keputusan merger kedua pihak tidak sesuai dengan ketentuan modal inti minimum. “Ini untuk memperkuat bisnis dan sinergi para pihak,” tulis Corporate Secretary BABP Heru Sulistiadhi, lewat pengumuman di laman keterbukaan informasi bursa.
Sementara itu Bank Nobu mengatakan setiap aksi korporasi yang dilakukan perseroan bertujuan untuk mendukung pengembangan volume bisnis perseroan dalam jangka panjang. Hal ini untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Nobu Bank menegaskan, aksi korporasi tersebut didukung penuh oleh pemegang saham agar perseroan senantiasa mematuhi ketentuan yang berlaku. “Perusahaan selalu patuh dan patuh terhadap semua peraturan OJK, termasuk POJK Bank Umum Konsolidasi,” tulis Corporate Secretary NOBU Mario Satrio.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae membenarkan bahwa kedua pemilik bank telah menandatangani kesepakatan terkait merger tersebut. “Sudah ada tanda tangannya,” kata Dian kepada Katadata, Rabu (1/3).
Dia mengatakan tujuan utama merger adalah untuk memperkuat bank di segala aspek serta sinergi. Tentu saja tindakan penggabungan itu untuk memenuhi kebutuhan modal inti.
Dian optimistis kedua bank bisa bersinergi dengan baik dengan merger tersebut. Dengan komitmen kedua bank, aksi korporasi ini tidak akan mundur. Bahkan, keduanya akan terus mempercepat proses merger ini.