Emiten bank pelat merah, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berencana melakukan corporate buyback atau pembelian kembali saham.
Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), total jumlah saham yang dibeli kembali perseroan diperkirakan mencapai Rp 905 miliar atau sekitar 10% dari total modal disetor.
Rencana buyback ini dilakukan perseroan dengan tujuan menyeimbangkan tekanan jual di pasar saat IHSG berfluktuasi.
“Selain memberikan keyakinan kepada investor bahwa perseroan memandang harga saham saat ini tidak mencerminkan fundamental perseroan yang terus meningkat,” tulis manajemen BBNI, dikutip Jumat (10/3).
Untuk persetujuan aksi korporasi ini, manajemen perseroan akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada 15 Maret 2023.
Sementara itu, periode pembelian kembali saham kemungkinan akan dilakukan mulai 16 Maret 2023 hingga 15 September 2024.
Sepanjang tahun 2022, bank berkode BBNI ini membukukan laba bersih Rp 18,31 triliun. Angka ini meningkat menjadi 68% dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya.
Total pinjaman yang dikeluarkan BNI pada tahun 2022 akan mencapai Rp646,19 triliun, naik 10,9% secara tahunan. Sedangkan net interest margin (NIM) BNI tetap terjaga di level 4,8%.
Dari sisi loan-to-risk ratio (LAR) BNI turun dari 23% menjadi 16% dan tingkat biaya kredit turun dari 3,3% menjadi 1,9% di tahun 2022. Dari sisi likuiditas, BNI mencatat pertumbuhan rendah cost fund atau CASA sebesar 10,1% secara tahunan