Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut rencana penawaran umum perdana (IPO) anak usaha Pertamina PT Pertamina Hulu Energi (PHE) masih dalam proses kajian.
“OJK belum bisa memberikan penjelasan detail (IPO PHE) hingga izin publikasi diberikan,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Pertukaran Karbon OJK, Inarno Djajadi, dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/5/2020). /5).
Menurut Inarno, besaran pendapatan IPO yang ditargetkan PHE ditentukan saat penawaran awal atau periode book building telah dilakukan. Jumlahnya masih bisa berubah sebelum pernyataan efektif diterapkan.
Terkait jadwal IPO, dia menegaskan OJK bukan satu-satunya faktor yang menentukan proses IPO. Menurutnya, masih ada faktor eksternal lainnya termasuk kesiapan teknis dari calon produsen itu sendiri.
“Faktor penentunya bukan izin OJK, tapi kemauan perusahaan untuk membukukan dan menyiapkan dokumen, serta pihak eksternal seperti investor, jadi izin OJK bukan satu-satunya hal yang menghalangi mereka,” ujarnya.
OJK juga menyatakan belum menerima dokumen penawaran dari perusahaan perkebunan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PalmCo. Inarno pun tidak bisa menjamin perusahaannya akan masuk Bursa Efek Indonesia pada 2023.
Mengutip Reuters, jelang IPO, PHE memulai roadshow edukasi investor akhir bulan lalu. PHE diperkirakan akan menjual 10% – 15% saham dalam penawaran umum tersebut. Dengan demikian, dalam aksi korporasi ini perseroan bisa meraup dana besar hingga US$ 2 miliar atau sekitar Rp 29,4 triliun (kurs Rp 14.700 per dolar AS).
PHE telah melakukan registrasi tahap 1 dan 2 ke OJK dan saat ini sedang melanjutkan proses review lebih lanjut oleh OJK. IPO PHE juga diharapkan dapat membantu mendongkrak nilai perusahaan Pertamina menjadi US$ 100 miliar pada 2024. PHE memiliki total pendapatan US$ 11,7 miliar dengan EBITDA US$ 3 miliar per kuartal III 2022.
PHE memiliki rencana belanja modal tahunan antara US$ 4-5 miliar atau setara Rp 60-90 triliun. Dalam hajatan besar ini, PHE akan dibantu oleh Citigroup, Credit Suisse dan JPMorgan, kemudian BRI Danareksa dan Bank Mandiri.