Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Ini setelah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunda pembayaran bunga obligasinya.
Tak hanya perdagangan saham Waskita, BEI juga menghentikan perdagangan obligasi dan sukuk kontraktor milik pemerintah itu di semua pasar. SVP Corporate Secretary Waskita Ermy Puspa Yunita menjelaskan saat ini perseroan sedang menjalani restrukturisasi yang tertuang dalam Master Reorganization Agreement (MRA) untuk meningkatkan kesehatan keuangan.
Akibatnya, Waskita menunda pembayaran bunga tiga tahap empat obligasi berkelanjutan tersebut. “Perseroan akan mengkaji secara komprehensif implementasi MRA untuk mengoptimalkan program restrukturisasi keuangan yang sedang berjalan,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (16/2).
Ini episode baru setelah BUMN Karya diterpa masalah keuangan. Padahal, beberapa tahun lalu, Waskita menjadi tumpuan pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk membangun infrastruktur.
Bekas Perusahaan Belanda
Jejak Waskita dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia sangat panjang. Dikutip dari website perusahaan, Waskita awalnya merupakan perusahaan Belanda dengan nama Volker Aannemings Maatschappij NV. Pemerintah Presiden Soekarno pada 1 Januari 1961 melaksanakan nasionalisasi perusahaan.
Awalnya, Waskita terlibat dalam pengembangan proyek sumber daya air seperti pengerukan, pelabuhan, irigasi, dan reklamasi. Namun ketika status hukumnya berubah menjadi Persero pada tahun 1973, Waskita melebarkan sayap usahanya ke berbagai kegiatan konstruksi.
Beberapa di antaranya sudah mulai dikerjakan antara lain jalan, jembatan, bandara, pabrik, dan fasilitas industri. Salah satu proyek monumental yang berhasil dikerjakan adalah Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang.
Pada tahun 1990, Waskita melebarkan sayap bisnisnya ke beberapa proyek gedung bertingkat. Beberapa karya perusahaan adalah BNI 46, Menara Graha Niaga, Hotel Shangri-la, dan gedung Bank Indonesia.
Memasuki pergantian abad, semakin banyak proyek yang dikerjakan seperti Jembatan Pasteur – Surapati di Bandung dan Jembatan Barelang IV di Batam.
Tak hanya di dalam negeri, perseroan juga berekspansi membangun infrastruktur di luar negeri. Beberapa di antaranya adalah proyek renovasi Masjidil Haram, Distrik Keuangan Raja Abdullah di Arab Saudi, jalan raya sepanjang 1.000 kilometer di Sudan Selatan, hingga proyek jalan di Timor Leste.
Utang Menumpuk
Di era Joko Widodo, Waskita diserahi tugas menggarap beberapa proyek infrastruktur baru. Di antaranya Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), Tol Pemalang-Batang, hingga Jalan Tol Lalu Lintas Terpadu (LRT) Palembang.
Meski begitu, banyaknya proyek dari pemerintahan Jokowi menyebabkan utang Waskita bertambah. Waskita masih memiliki banyak kewajiban untuk membayar meskipun telah dilakukan restrukturisasi.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan hingga September 2022, kewajiban Waskita sebesar Rp 82,40 triliun. Wakil Menteri BMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, penugasan dari pemerintah tanpa penyertaan modal negara menjadi salah satu penyebab utang Waskita Karya bertambah.
Padahal pembangunan tol membutuhkan dana besar seperti Trans-Sumatera yang menelan biaya Rp 27,8 triliun. Utang Waskita akhirnya bertambah besar karena membutuhkan pembiayaan dari bank.
“Jadi naik empat kali lipat, jauh karena penyelesaian tol khususnya,” kata Tiko dalam rapat dengan DPR tahun 2021.
Daftar Proyek Waskita
Hingga akhir tahun lalu, Waskita tercatat telah menyelesaikan 103 proyek infrastruktur. Berikut adalah daftar beberapa proyek utama yang pernah dikerjakan Waskita:
jalan tol
Tol Becakayu
Tol Pemalang-Batang
Tol Depok-Antasari
Tol Pasuruan-Probolinggo
Tol Bogor-Cianjur-Sukabumi (Bocimi)
Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar
Tol Cimanggis-Cibitung
Tol Cinere Serpong
Tol Terbang Besar-Kayu Agung
Tol Kayu Agung-Palembang-Betung
Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan
Tol Ngawi Kertosono
Tol Salatiga-Kartasura
Tol Jakarta Cikampek II Elevated (MBZ)
Tol Bali Mandara
Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Seksi 3, 4A dan 6
bangunan
BNI 46
Pusat Keuangan Internasional Menara 2 Jakarta
Gedung Perpustakaan Nasional
Plaza Senayan
Plaza Ambarukmo
Jalan Kota Braga
Mal Indonesia
Royal Plasa Surabaya
Somodel Office Tower
Bendungan
Bendungan Raknamo
Bendungan Tapin
Bendungan Way Sekampung
Bendungan Karangkates
Waduk Gondang
Waduk Jatiluhur
Jalan dan Jembatan
Jalan Layang Non Tol Antasari
Jembatan Barelang IV
Jembatan Suramadu
Jembatan Merah Putih
Jalan layang Pasteur-Surapati
Jembatan Melengkung 9
Arus balik tol Semarang-Solo ramai kendaraan (ANTARA FOTO/Aji Styawan/nym.)
Kereta
KA Bandara Soekarno-Hatta
LRT Palembang
Bandara
Perluasan Bandara Ahmad Yani Semarang
Perluasan Terminal 1 Bandara Juanda di Surabaya
Pembangkit listrik
PLTU Malinau 2×3 Megawatt
PLTA Genyem 2×10 MW
Sumatera Muara Enim – Proyek Transmisi 500 KV Perawang
Kereta
KA Bandara Soekarno-Hatta
LRT Palembang
Pelabuhan
Pelabuhan Patimban (BUMN patungan dengan Jepang)