BUMA Australia Pty Ltd (BUMA Australia) telah mendapatkan kontrak baru dari BHP Mitsubishi Alliance (BMA) untuk menyediakan jasa pertambangan di tambang batubara metalurgi Saraji di Bowen Basin, Queensland tengah, Australia. Cucu PT Delta Dunia Makmur Tbk itu mendapat kontrak senilai A$60 juta atau setara Rp598,7 miliar.
Kontrak berlaku lebih dari 18 bulan dengan opsi perpanjangan selama 18 bulan. Perkiraan rata-rata produksi tahunan adalah 7 mbcm per tahun
CEO BUMA Australia Colin Gilligan menegaskan kontrak ini merupakan bentuk kepercayaan pelanggan. “Hal ini juga mencerminkan rekam jejak tim profesional BUMA Australia yang luas dalam menyediakan layanan penambangan yang aman, efisien, dan konsisten untuk proyek penambangan batubara BMA,” ujarnya dalam siaran pers, dikutip Minggu (16/4).
BUMA Australia akan membuka lokasi penambangan baru (pit) di Tambang Saraji. Tambang Saraji pertama kali dikembangkan pada tahun 1974. Area penambangan tersebut merupakan salah satu tambang batu bara terbesar di Australia, dengan cadangan batu bara yang dapat dipulihkan.
Saat ini, BUMA Australia menyediakan layanan penambangan pra-strip dan penambangan batu bara di tiga tambang BMA di Queensland, yaitu Blackwater, Goonyella Riverside, dan Saraji.
Selain itu, BUMA Australia menyediakan jasa penambangan batubara di Broadmeadow East dan Burton Mines. Daerah ini dimiliki oleh Bowen Coking Coal.
Presiden Direktur PT Delta Dunia Makmur Tbk, Ronald Sutardja mengatakan, kepiawaian perseroan di industri pertambangan, khususnya dalam mematuhi praktik penambangan yang baik, telah mempererat hubungan perseroan dengan pelanggan.
“Kontrak ini merupakan bukti komitmen Delta Dunia yang tak tergoyahkan untuk memperluas portofolio dan meningkatkan aktivitas penambangan batubara metalurgi kami,” katanya.
Pada tahun 2022, PT Delta Dunia Makmur Tbk akan memperluas diversifikasi portofolio melalui perluasan operasi penambangan batubara metalurgi. Strategi ini menyumbang 13 persen dari pendapatan emiten yang diberi nama kode saham DOID. Sedangkan 87% pendapatan perseroan berasal dari operasi tambang batu bara termal.
Ke depan, perseroan akan meningkatkan diversifikasi usaha dengan fokus pada rehabilitasi lokasi tambang dan pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia. Selain itu, perseroan juga akan mengurangi ketergantungan terhadap batu bara termal, sehingga pendapatan grup dari batu bara termal menjadi kurang dari 50 persen pada 2028.
Upaya ini sejalan dengan komitmen perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan, tanggung jawab sosial dan tata kelola yang kuat. Perusahaan juga melakukan upaya keberlanjutan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG).