PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) yang baru saja menerbitkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana (IPO) saham pada 8 November 2022, telah menghabiskan dana IPO sebesar Rp6,58 triliun.
Hingga sisa dana IPO hanya Rp 1,15 triliun pada 31 Desember 2023. Dimana sisa dana tersebut ditempatkan perseroan di deposito dan giro dengan kupon 4%-4,25%. Jangka waktu penempatan adalah tiga bulan.
Untuk penerbit e-commerce besutan Kumpulan Djarum, Blibli mendapat dana segar Rp 7,99 triliun melalui IPO.
Perseroan telah menggunakan dana IPO Rp6,58 triliun, yakni Rp2,75 triliun untuk membayar utangnya di BCA dan Rp2,75 triliun untuk membayar utang BTPN. Kemudian Rp 732,97 juta untuk modal kerja perseroan. Kemudian sisa Rp 350 juta akan diinvestasikan di PT Global Tiket Network.
Blibli merupakan satu-satunya unicorn internet di kawasan Asia Pasifik yang tercatat di pasar modal sejak Mei 2022 dan merupakan unicorn internet terbesar kedua di Asia Pasifik yang melakukan IPO sepanjang tahun 2022. Selain itu, IPO terbesar kelima dalam sejarah di Indonesia .
Sebelumnya, manajemen Blibli menyatakan dana IPO yang diperoleh akan digunakan untuk membayar utang dan modal kerja.
Emiten dengan kode BELI itu akan menerbitkan 17,77 miliar saham baru atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harganya dipatok Rp 450 per saham. Alhasil, Blibli berpotensi meraup dana segar hingga Rp 7,99 triliun dari IPO ini.
Rencana penggunaan sebagian besar dana IPO Blibli akan digunakan untuk melunasi sisa utang fasilitas bank yang mencapai Rp 5,5 triliun. Sedangkan sisanya akan digunakan untuk modal kerja.
Dalam aksi korporasi ini, Blibli juga akan menerapkan Management and Employee Stock Option Plan (MESOP) yang akan menerapkan maksimal 3,65 miliar saham atau sekitar 2,99% dari saham yang ditempatkan dan disetor oleh BUY.
Untuk membantu Blibli berpartisipasi di BEI, perseroan menggandeng BCA Sekuritas dan BRI Danareksa Sekuritas sebagai penjamin emisi efek tersebut.
Kemudian, Credit Suisse Sekuritas Indonesia, Morgan Stanley Sekuritas Indonesia, DBS Vickers Indonesia, Mandiri Sekuritas, BNI Sekuritas, Indo Premier Sekuritas, KB Valbury Sekuritas, Yulie Sekuritas Indonesia, dan Danasakti Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi.