Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana melakukan konsolidasi antar perusahaan di sektor pekerjaan dan infrastruktur. Dia mengatakan akan menyatukan dua segmen perusahaan kerja skala kecil dan perusahaan skala besar.
Erick mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengerjakan skema merger BUMN skala kecil dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Danareksa. Sedangkan perusahaan konstruksi berskala besar adalah PT PP Tbk (PTPP), Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Hutama Karya (HK), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
BUMN juga mengkaji potensi merger Waskita Karya dengan Hutama Karya dan merger Wijaya Karya dengan PTPP. “Belum diputuskan, tapi framework dalam PPA dan Danareksa untuk perusahaan kecil akan digabungkan,” kata Erick kepada wartawan, Rabu (3/5).
Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai aksi korporasi baik berupa holding company maupun merger perusahaan BUMN Karya adalah sebuah keniscayaan. Misalnya yang dilakukan dengan BUMN pengelola pelabuhan, PT Pelindo.
“Karena banyak lini bisnis yang sama, maka merger bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan daya saing BUMN Karya,” kata Toto kepada Katadata.co.id, Jumat (5/5).
Selain itu, spesialisasi masing-masing BUMN Karya dapat difokuskan agar tidak terjadi konflik atau duplikasi pekerjaan. Dan dapat berbagi cara kerja yang memungkinkan peningkatan efisiensi.
Belum lagi saat ini, sejumlah penerbit BUMN Karya juga mencatatkan kewajiban cukup tinggi per Maret 2023. Waskita mengakumulasi kewajiban senilai Rp 84,38 triliun, Wijaya Karya Rp 57,58 triliun, PTPP Rp 42,79 triliun, dan Adhi Karya Rp 30,29 triliun.
“Dari sisi Good Corporate Governance (GCG), pengawasan harus lebih fokus karena masa pengawasan pengawasan lebih singkat,” ujar Toto.
Ia juga melihat setiap perusahaan legacy yang terkonsolidasi dapat fokus pada produk yang menjadi kekuatannya sehingga menghasilkan spesialisasi.
Misalnya, WIKA bisa fokus pada bisnis Engineering Procurement Construction (EPC) karena sudah memiliki pengalaman di bidang energi terbarukan dan motor listrik.
“Atau Waskita bisa fokus pada pembangunan jalan tol, PTPP bisa fokus pada gedung dan properti, dll. Dengan model seperti ini, diharapkan perusahaan hasil merger menjadi lebih kuat,” kata Toto.