PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membatalkan penggalangan dana melalui penerbitan obligasi konversi senilai US$500 juta atau setara Rp7,5 triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS). Sebelumnya, GOTO melakukan upaya tersebut agar perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dari dana segar yang didapat.
Melansir Bloomberg, Jumat (21/4), GOTO menurunkan target dari US$ 1 miliar. Tetapi perusahaan teknologi itu telah membatalkan pembicaraan dengan calon investor. Perusahaan yang telah mengadakan pembicaraan dengan GOTO termasuk BlackRock Inc, perusahaan ekuitas swasta PAG, dan International Finance Corp. Bank Dunia.
Pembicaraan tahap awal dengan perusahaan masih diadakan tahun ini karena GOTO telah menurunkan jumlah yang diminta di tengah berkurangnya minat investor dan berkurangnya kebutuhan pendanaan, kata sumber Bloomberg. Faktanya BlackRock termasuk di antara investor yang menyetujui kesepakatan tersebut,
Penyedia layanan ride-hailing dan e-commerce akhirnya memutuskan untuk tidak menjual uang kertas itu juga, karena khawatir akan mengirimkan pesan yang bertentangan kepada investor. GOTO telah menginformasikan kepada investor bahwa kas dan setara kasnya sebesar Rp 29 triliun pada akhir tahun 2022 cukup untuk mencapai arus kas operasional yang positif tanpa tambahan pembiayaan eksternal.
Sedangkan GOTO masih membukukan rugi bersih unaudited sebesar Rp 40,4 triliun untuk tahun 2022. Kerugian ini meningkat 56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan kerugian GOTO salah satunya disebabkan penurunan nilai goodwill yang mencapai Rp10,9 triliun pada tahun lalu. Berdasarkan pemaparan yang diberikan kepada media, Senin (20/3), nilai goodwill yang dimiliki GOTO merupakan penilaian yang timbul dari merger Gojek dan Tokopedia pada 2021.
Pada saat merger, valuasi pra-IPO perusahaan tinggi karena booming sektor teknologi dan ekspektasi nilai perusahaan yang lebih tinggi.
Namun saat uji coba terakhir, saham GOTO mengalami koreksi yang berujung pada penurunan valuasi. “Saham di sektor teknologi juga sedang mengalami technology winter,” jelas manajemen GOTO.
Tidak hanya itu, setelah suku bunga acuan naik tinggi, valuasi saham teknologi tidak lagi sama dan perlu dilakukan revaluasi dalam bentuk uji goodwill impairment. Jika mengacu pada rugi bersih yang disesuaikan, pada kuartal IV tahun lalu mencapai Rp 19,5 triliun. Namun setelah dilakukan penyesuaian, nilainya mencapai Rp 6,5 triliun.