Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG berada dalam tren menurun pada beberapa hari perdagangan. IHSG berada dalam tren menurun. Bearish adalah kondisi pasar saham ketika grafik menunjukkan pola bearish atau menggambarkan tren pasar yang melemah. Bearish dilambangkan dengan beruang karena cakar beruang dalam pola naik-turun.
IHSG pada akhir perdagangan sesi I Selasa (20/6) ditutup di level 6.656 setelah turun 0,45%. 312 saham tertahan di zona merah.
Akibatnya, banyak saham yang turun harganya sehingga memicu emosi investor yang memuncak. Menjawab kondisi tersebut, pria yang kerap disebut Warren Buffet asal Indonesia, Lo Kheng Hong, memberikan pandangannya.
“Bursa saham berubah setiap hari, agar kita tidak menjadi orang yang emosional, kita harus tahu apa yang kita beli. Kalau kita tidak tahu apa yang kita beli, tentu emosi kita akan fluktuatif dan fluktuatif,” kata Lo Kheng Hong dalam seminar Bagaimana Menjadi Investor yang Bijak dan Cerdas di Tengah Ketidakpastian? di UKDW Yogyakarta, dikutip Selasa (20/6).
Lo Kheng Hong mengatakan, saat pasar saham terkoreksi sebenarnya ini adalah momentum emas yang bisa dimanfaatkan untuk mendulang keuntungan. Apalagi, dalam bukunya ia mengatakan bahwa harta karun yang terpendam itu bukan di bawah laut melainkan di pasar saham.
“Kalau saham turun, nah ini peluang emas lho. Covid datang, banyak harga saham jatuh, tapi saya tidak peduli. Memiliki pola pikir positif adalah hujan emas di pasar saham. Kapan kamu akan membeli Mercy dengan harga Bajaj,” kata Lo Kheng Hong.
Namun, untuk bisa menemukan saham Mercy di harga Bajaj alias membeli saham prospektif dengan valuasi rendah, ada beberapa strategi yang harus diterapkan.
Lo Kheng Hong mengatakan jika ingin menjadi investor saham yang sukses, kuncinya adalah membaca. Ia mengaku sering membaca laporan keuangan dari penerbit, koran, buku saham, bahkan media sosial. Apalagi menjadi investor saham sangat sederhana dan mudah. Karena ilmu yang harus dimiliki tidak begitu rumit, kamu hanya perlu memahami matematika dasar saja.
Kemudian jika sudah mendapatkan saham perusahaan besar atau perusahaan luar biasa, meski harganya turun, dia mengaku masih bisa tenang.
“Jadi karena saya beli Mercy dengan harga Bajaj, meski turun, saya tenang. Saya bisa mengaturnya dengan baik. Jadi kalau harga turun, saya tidak stress, saya tidak sedih, karena saya bisa mengatur emosi. Jadi penting untuk memiliki pola pikir yang baik,” kata Lo Kheng Hong.
Sebaliknya, katanya pasar saham adalah alat untuk mentransfer uang dari pasien ke pasien.
“Investor yang sabar akan untung. Ketika kita memiliki saham Wonderful Company, semakin kita pertahankan harganya, semakin mahal jadinya sebagai mesin penghasil uang. The Wonderful Company terus naik, meski turun, akan naik lagi. ,” dia berkata.