liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
Logo

Chief Fixed Income Investment Officer Manulife Asset Management Murray Collins mengatakan, berinvestasi di tema hijau dan berkelanjutan bisa menjadi pilihan yang menarik bagi investor. Apalagi saat ini ekonomi dunia sedang fokus pada tema berkelanjutan.

Namun dia mengatakan bahwa skema berkelanjutan dan nol emisi karbon merupakan tantangan bagi banyak negara berkembang. Hal ini karena masih banyak faktor internal di negara berkembang yang menjadi sentimen negatif.

“Saya kira tidak kontroversial untuk mengatakan bahwa pasar maju terlihat lebih baik daripada pasar berkembang dalam skema bergerak menuju target nol emisi karbon,” katanya kepada media virtual, Selasa (11/7).

Menurutnya, berinvestasi pada tema sustainable merupakan pilihan bijak. Misalnya, stok terkait komoditas, terutama yang dibutuhkan untuk transisi hijau.

Pada kesempatan yang sama, Sue Trinh, Co-Head of Global Macro Strategy, Manulife Asset Management, memaparkan beberapa isu terkait ekonomi Asia. Berdasarkan data yang disajikan, terdapat prakiraan inflasi hingga 4,4% secara tahunan pada tahun 2023. Inflasi ini akan menyebabkan lambatnya pertumbuhan ekonomi di Asia.

“Ada beberapa risiko jangka pendek seperti inflasi, El Nino, dan adanya suku bunga acuan Federal Reserve,” katanya.

Menurutnya, inflasi akan mempengaruhi kebijakan beberapa bank sentral di Asia untuk menjaga kondisi ekonomi masing-masing negara. Nantinya bank sentral akan membuat kebijakan yang tidak hanya untuk menekan inflasi, tetapi mengatasi berbagai masalah mendasar lainnya.

Namun sisi positifnya, cadangan devisa yang tinggi di beberapa negara Asia menjadi salah satu penyelamat pertumbuhan ekonomi Asia. Selain itu, banyak kebijakan pemerintah yang saat ini sangat memudahkan kegiatan usaha.

“Ekonomi India, Vietnam, Korea Selatan, Malaysia, india, India, Taiwan adalah penerima manfaat utama,” katanya.

Selain itu, beberapa fundamental lain seperti deglobalisasi dan bonus demografi telah menjadi katalis positif bagi Asia. Karena hal ini menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi dan memulai usaha.