PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pada kuartal I 2023 membukukan laba bersih US$ 60,25 juta, sekitar Rp 903,60 miliar (kurs Rp 15.000 per dolar AS). Laba ini meningkat 39,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar US$43,25 juta atau setara dengan Rp648,75 miliar.
Namun, laba per 1.000 saham dasar atau dilusi tercatat US$ 0,36 per 31 Maret 2023, turun dari US$ 0,48 pada periode yang sama tahun 2022.
Perseroan membukukan pendapatan sebesar US$ 454,86 juta pada kuartal I 2023, naik 30% dari kuartal I 2022 sebesar US$ 349,87 juta. Jumlah tersebut belum termasuk PT Kaltim Prima Coal atau KPC yang merupakan anak usaha BUMI.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan bahwa BUMI tidak dapat mengkonsolidasikan KPC dan hanya dapat dijadikan ekuitas sebesar 51% dimiliki oleh perusahaan di dalamnya.
“Untuk kepentingan investor dan perbandingan apel dengan pelaku sektor lain, kami juga melaporkan angka konsolidasi untuk kuartal pertama 2023 (termasuk KPC) terhadap PSAK 66 (tidak termasuk KPC yang merupakan akun ekuitas),” kata Dileep. dalam pernyataan tertulis. keterangannya, Selasa (2/2). 5).
Sedangkan jika konsolidasi disertakan dengan KPC, maka pendapatan BUMI akan menjadi US$ 1,64 miliar, selisih sekitar 2,622% dari pendapatan audited pada periode yang sama. Dimana laba yang dibagikan sebesar US$ 60,2 juta.
Beban pokok pendapatan pada kuartal I 2023 tercatat US$ 370,77 juta, naik dari US$ 294,29 juta pada tiga bulan pertama tahun lalu. Salah satu faktor yang mempengaruhi beban pokok pendapatan adalah kenaikan tarif royalti.
Pada kuartal pertama 2022, royalti pertambangan akan menjadi 13,5% dari pendapatan. Sedangkan pada kuartal pertama 2023, royalti meningkat menjadi 14% di dalam negeri dan hingga 28% untuk ekspor. BUMI juga mendapat penalti karena menjual di bawah level yang ditetapkan yang meningkat lebih dari US$ 400 juta dibandingkan tahun lalu. Harga BBM juga naik signifikan.
Sedangkan laba kotor meningkat dari US$ 55,58 juta menjadi US$ 84,08 juta. Laba usaha naik lebih dari dua kali lipat dari US$ 30 juta menjadi US$ 67,39 juta.
Sedangkan total liabilitas turun 10,8% dibandingkan akhir tahun 2022 menjadi US$1,48 miliar. Sebaliknya, total ekuitas naik 0,07% menjadi US$ 1,81 miliar.