Perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi laut, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) baru saja menyelesaikan proses penawaran umum perdana (IPO) dan oversubscribed sebanyak 140 kali. Perseroan akan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pekan depan (9/1).
CBRE menerbitkan 738 juta saham baru atau setara dengan 16,26% saham pada harga penawaran umum Rp 108 per saham. Pada saat yang sama, perseroan juga menerbitkan 1,32 miliar waran seri I atau sekitar 34,96% dari total saham.
Ada lebih dari 50.000 investor yang berlangganan IPO CBRE, baik investor institusi maupun investor ritel, baik asing maupun lokal. Perusahaan menilai oversubscription terjadi karena investor melihat prospek di sektor industri angkutan laut. Sektor ini mendapat katalis positif dari kenaikan harga komoditas global yang diperkirakan masih berlanjut tahun ini.
Jika dilihat dari kinerjanya, perseroan mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 255% hingga 30 Juni 2022 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Direncanakan perseroan akan menggunakan 40% dana hasil IPO untuk mendukung rencana pembiayaan belanja modal berupa penambahan 1 (satu) set kapal tunda & tongkang ukuran 300 kaki. “Rencana penambahan kapal akan dilakukan dengan pembelian dari pihak ketiga dan bukan gabungan,” kata manajemen, Jumat (1/6).
Sekitar 60% dana IPO akan digunakan perseroan untuk modal kerja guna mendukung kegiatan operasi umum. Seperti pembelian bahan bakar kapal, sewa/carter kapal dan biaya lainnya yang dikeluarkan untuk mendukung kegiatan operasional.
PT Cakra Buana Resources Energi adalah perusahaan pelayaran yang berbasis di Jakarta yang bergerak di bidang kapal tunda dan tongkang yang didirikan pada bulan Juni 2016. CBRE telah beroperasi dengan Surat Izin Usaha Angkutan Laut (SIUPAL) nomor 13/I/SIUPAL/PMDN/2017.
Saat ini Perseroan menjalankan jasa angkutan laut berdasarkan time charter, kontrak berdasarkan perjalanan tertentu (cargo charter) dan pengelolaan kapal, kegiatan usahanya meliputi jasa angkutan barang khusus seperti barang pertambangan, barang konstruksi, alat berat, barang pertanian dan barang-barang industri.