Investor kawakan Lo Kheng Hong menilai harga saham emiten tambang batu bara PT ABM Investama Tbk (ABMM) masih bisa menguat. Padahal, harga batu bara saat ini berada dalam tren melemah.
Batubara merupakan komoditas yang kinerjanya cukup buruk tahun ini. Padahal, harga batu bara sudah mencapai puncaknya tahun lalu.
Lo Kheng Hong mengaku membeli saham ABMM seharga Rp 1.300. Kemudian harga batu bara tiba-tiba melonjak hingga US$ 400 per ton. Hingga saham ABMM yang semula dibanderol Rp 1.300 naik menjadi Rp 4.850.
Namun, menurut dia, ketika harga saham ABMM di Rp 4.850 per saham, dengan memperhitungkan keuntungan, harganya masih dua kali lipat dibanding pendapatan. Sehingga dia mengaku masih ragu untuk menjualnya.
Kemudian beliau bercerita bahwa harga saham ABMM sempat turun menjadi Rp 2.450. Hal ini mengurangi keuntungan Lo Kheng Hong sebesar Rp 250 miliar.
Kemudian, meski kini berada di level Rp 3.000, dia mengaku masih belum berpikir untuk menjual saham batu bara tersebut.
“Kapan mau jual? Di harga Rp 4.850 tidak laku, saat dijual di Rp 3.000, pertahankan. Jawabannya sederhana ya,” kata Lo Kheng Hong dalam program bincang-bincang eksklusif: “Warren Buffet Wisdom by Lo Kheng Hong” di kanal YouTube Intiland Development yang dikutip Senin (26/6).
Apalagi, Lo Kheng Hong berharap ABM Investama bisa menjadi perusahaan besar atau penerbit penghasil uang. Hal ini didasarkan pada Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) yang masih relatif rendah. Sedangkan PER ABM Investama sebesar 1,53 kali dengan PBV sebesar 0,99 kali.
PER adalah rasio yang menggambarkan harga saham suatu perusahaan dibandingkan dengan profit atau laba yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Sedangkan PBV adalah rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan.
Lo Kheng Hong baru-baru ini mengantongi dividen Rp 45 miliar dari ABM Investama. Investor kawakan itu tercatat memiliki 113,6 juta saham di produsen batu bara itu. Dividen tahun buku 2022 ini lebih besar dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 735 miliar atau setara Rp 267 per saham.
Sebagai informasi, ABM Investama telah memutuskan untuk membagikan dividen tunai senilai US$ 75 juta atau setara Rp 1,1 triliun. Setiap pemegang saham berhak menerima dividen sebesar Rp400 per saham.