PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mencatat realisasi pendapatan dari penawaran umum perdana atau IPO hingga akhir Mei 2023 sudah mencapai 53% dari pendapatan bersih IPO perseroan. Realisasi dana IPO tersebut disampaikan perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2022.
Rincian dana IPO tersebut digunakan untuk membayar seluruh utang pokok kepada PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan ING Bank NV cabang Singapura. Masing-masing dibayar US$ 225 juta dan US$ 75 juta atau setara Rp 4,46 triliun.
Direktur Utama MBMA Devin Ridwan mengatakan dana IPO lainnya digunakan untuk modal kerja perseroan seperti biaya karyawan, biaya profesi dan biaya keuangan.
“Dana IPO tersebut membiayai modal kerja PT Zhao Hui Nickel (ZHN) yang merupakan anak usaha perseroan, seperti pembelian bahan baku utama, bahan baku tambahan, biaya listrik, dan biaya tenaga kerja,” ujarnya dalam keterangan tertulis. keterangan resmi, dikutip Sabtu (1/7).
Selain itu, pemegang saham MBMA melalui RUPST juga sepakat menggunakan sebagian besar laba bersih tahun buku 2022 untuk dialokasikan guna memperkuat permodalan perseroan.
MBMA membukukan pendapatan sebesar US$ 455,74 juta dengan laba tahun berjalan US$ 37,85 juta sepanjang 2022. Di sisi lain, total aset perseroan telah mencapai US$ 2,42 miliar hingga akhir 2022.
Devin mengatakan perseroan optimistis kinerja MBMA tumbuh positif pada 2023. Peningkatan pendapatan diproyeksikan dari beroperasinya pabrik peleburan Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) ZHN yang memiliki target kapasitas terpasang 50.000 ton Ni dalam bentuk Nickel Pig Iron (NPI) per tahun.
Peningkatan pendapatan yang diproyeksikan karena proyek AIM dan PT Huaneng Metal Industry (HNMI), fasilitas konversi nikel matte kadar tinggi (HGNM), 60% di antaranya baru saja diakuisisi oleh perusahaan.
“Smelter RKEF ZHN dan proyek AIM diharapkan mulai berproduksi setelah proses konstruksi selesai pada paruh kedua tahun 2023,” ujarnya.
Sementara itu, HNMI akan memproduksi HGNM yang mengandung lebih dari 70% nikel dengan mengolah nikel matte kadar rendah yang dihasilkan oleh smelter RKEF. Nikel matte adalah bahan baku utama prekursor baterai dan Nikel Kelas 1.
HNMI kini beroperasi secara komersial dan diharapkan mulai memberikan kontribusi positif bagi pendapatan MBMA pada paruh kedua tahun 2023.
Pada 2022, sumber pendapatan utama MBMA akan berasal dari penjualan NPI ke pasar luar negeri dan dalam negeri. Masing-masing US$270,33 juta dan US$185,4 juta.
Produksi NPI berasal dari smelter RKEF milik PT Cahaya Smelter Indonesia dan PT Bukit Smelter Indonesia yang masing-masing memiliki kapasitas terpasang 19.000 ton Ni dalam bentuk NPI per tahun.
Sehingga dengan adanya operasi peleburan RKEF ZHN, total kapasitas terpasang MBMA mencapai 88.000 ton Ni per tahun.
MBMA Menunjuk Direktur
Selain pendanaan IPO, perseroan juga mengumumkan penunjukan Andrew Philip Starkey sebagai direktur perseroan yang disetujui dalam RUPST.
Devin mengatakan penunjukan Andrew dilakukan untuk memperkuat struktur manajemen dalam mengelola bisnis MBMA yang terus berkembang.
“Catatan kinerja Andrew di sektor investasi dan pertambangan diharapkan akan semakin memudahkan gerak MBMA dalam memaksimalkan peluang ke depan untuk meningkatkan kinerja perusahaan,” katanya.
Sementara itu, Andrew bergabung dengan Kumpulan Merdeka sejak 2022. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Managing Director di Macquarie Group, Vice President di Goldman Sachs dan Executive Director di Presidio Capital. Dia juga ikut mendirikan Pierfront Capital dan menjabat sebagai Managing Director dari 2016 hingga 2022.
Susunan Direksi MBMA setelah RUPST adalah sebagai berikut:
Presiden Direktur: Devin Ridwan Wakil Presiden Direktur: Jason Laurence Greive Direktur: Titien Supeno Direktur: Andrew Phillip Starkey