Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sepekan terkoreksi 0,57% menjadi 6.856,576 pada Jumat (24/2) dari 6.895,714 pada penutupan pekan lalu.
Mayoritas data perdagangan BEI periode 20-24 Februari 2023 ditutup melemah. Nilai kapitalisasi pasar saham terkoreksi 0,01% menjadi Rp 9.501,891 triliun dari Rp 9.503,091 triliun seminggu sebelumnya.
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian Bursa juga turun 2,43% menjadi Rp 8,87 triliun dari Rp 9,09 triliun pada pekan sebelumnya. Rata-rata frekuensi transaksi harian di pasar saham domestik juga mengalami perubahan sebesar 6,72% menjadi 1.004.732 dari 1.077.079 transaksi pada pekan lalu.
“Volume transaksi harian Bursa berubah 20,18% menjadi 16,096 miliar saham dari 20,165 miliar saham pada penutupan pekan sebelumnya,” kata Sekretaris Perusahaan BEI, Yulianto Aji Sadono, dalam siaran pers, dikutip Sabtu (25/2).
Infovesta Research and Consulting Nicodimus Anggi berpendapat penurunan nilai transaksi terjadi di bursa domestik akibat ketidakpastian pasar saham global. Selain itu, sejak awal bulan ini pasar Indonesia memasuki masa konsolidasi dan juga mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir.
“Jadi wajar jika RNTH juga turun sesuai kondisi pasar. Investor cenderung lebih aktif melakukan transaksi,” kata Nico kepada Katadata.co.id.
Menurut Nico, investor sedang mempertimbangkan banyak faktor di pasar saat ini yang menciptakan ketidakpastian. Mulai dari situasi geopolitik dan kemungkinan ketidakpastian resesi global.
Selain itu, dia menilai investor saat ini berada dalam situasi pasar yang tidak menentu dan penuh dengan ketidakpastian, lebih memilih untuk berinvestasi pada aset yang aman seperti obligasi emas. Aset yang aman didefinisikan sebagai instrumen investasi dengan imbal hasil yang tetap stabil meskipun menghadapi risiko volatilitas pasar.
Buktinya, harga emas melonjak bulan lalu sebelum memasuki periode koreksi dan profit taking saat ini. Jika kita lihat dari tahun ke tahun, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia turun signifikan dan penanaman modal asing bersih relatif konsisten,” kata Nico.
Partisipasi investor domestik pada obligasi juga meningkat. Oleh karena itu, investor asing dan domestik sedang mempertimbangkan opsi investasi mereka dan memasuki kelas aset yang lebih menjamin kepastian pengembalian dalam kondisi pasar saat ini.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu, investor melakukan net buy sebesar Rp 162,76 miliar. Sementara itu, selama tiga bulan terakhir, investor asing menarik diri dari bursa Indonesia senilai Rp 18,80 triliun di semua pasar.
Berikut daftar saham dengan gain tertinggi minggu ini:
Hartadinata Abadi (HRTA) 61,47% Astra Otoparts (AUTO) 22,26% Dharma Polimetal (DRMA) 21,31% Data Sinergitama Jaya (ELIT) 14,67% Jasnita Telekomindo (JAST) 14,61% Hoffmen Cleanindo.1ss Jasa Mandiri (LA Logistic Services) 14 14,02% Wulandari Bangun Laksana (BSBK) 12,96% Sumber Mas Pembangunan (SMKM) 11,54% Aman Agrindo (GULA) 11,41%
Sementara itu, berikut adalah pecundang terbesar untuk minggu ini:
Cakra Buana Resources Energi (CBRE) -17,57%Joint dengan Zatta Jaya (ZATA) -16,18%Nusantara Almazia (NZIA) -15,91%Bintang Samudera Mandiri Lines (BSML) -15,69% Outsourcing Personnel (PADA) ) -13,38% Bank Jago Tbk (ARTO) -15,10% Merdeka Copper Gold (MDKA) -9,47% Elang Mahkota Teknologi (EMTK) -8,37% Energi Mega Persada (ENRG) -8% Bumi Resources (Bumi) -4,93%