Otoritas Jasa Keuangan optimis tahun pemilu akan memberikan sentimen positif bagi semua sektor, terutama di pasar modal dan perbankan.
Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Derivative Finance dan Carbon Exchange, mengatakan secara historis, setiap menjelang pemilu selalu ada kekhawatiran akan dampak pemilu terhadap kinerja pasar modal.
Namun, dia optimistis masyarakat sudah cukup matang untuk melaksanakan pemilu secara demokratis dan baik. “Kita lihat pada Pemilu sebelumnya pada 2004, 2009, 2014, hingga 2019, dari tahun ke tahun harga saham naik,” kata Inarno, dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Juni 2023, Selasa (4/ 7). ).
Ia mengatakan ada kekhawatiran akan terjadi outflow modal asing, namun hal itu belum terbukti. Menurutnya, pada Pemilu 2004 hingga 2019, banyak aliran modal asing yang masuk ke pasar modal Indonesia.
“Obligasi mencatat kenaikan yang bagus. Jadi saya kira insyaallah kita cukup dewasa menghadapi pemilu dan bersikap positif terhadap pasar modal,” katanya.
Senada dengan itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan pemilu akan berdampak positif bagi sektor keuangan seperti perbankan. Juga, didorong oleh peningkatan konsumsi domestik selama tahun pemilu.
“Kita sama-sama tahu bahwa pemilu melibatkan berbagai kegiatan, dengan kegiatan kampanye banyak membantu perekonomian kita selama periode itu,” kata Dian.
OJK juga menyebutkan, di tengah berbagai pergerakan pasar keuangan global, pasar saham pada Juni 2023 menguat 0,43% month to date (mtd) ke level 6.661,88 dibandingkan Mei 2023 yang melemah 4,08% secara bulanan ke level 6.633.26. Namun, investor asing mencatatkan penjualan bersih Rp 4,38 triliun.
Selain itu, penguatan IHSG terbesar dicatatkan oleh saham sektor transportasi dan logistik serta keuangan. Secara year to date, IHSG melemah 2,76% dengan investor asing mencatatkan beli bersih Rp 16,21 triliun.