Palm Co saat ini sedang dalam proses konsolidasi dengan anak usahanya. Hal ini sejalan dengan rencana penawaran umum perdana (IPO) Palm Co oleh holding perkebunan milik negara, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III.
Direktur Utama PTPN III Holding, Mohammad Abdul Ghani mengatakan, konsolidasi Palm Co ditargetkan pada akhir Juni. Setelah merger, sambil menunggu pembentukan badan hukum, Palm Co akan memulai proses penawaran umum.
Ghani mengatakan dana hasil IPO Palm Co akan digunakan untuk memperluas perkebunan kelapa sawit, mengintegrasikan hilir. Sebagian dana IPO juga digunakan untuk mengembangkan pabrik biodiesel dan peremajaan perkebunan kelapa sawit rakyat.
Ia mengatakan, Palm Co juga rutin melakukan penanaman kembali pohon kelapa sawit. “Setiap tahun kita tanam 10.000, itu rutin,” katanya kepada wartawan di gedung DPR, dikutip Jumat (16/6).
Sementara itu, Wakil Menteri I Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengatakan saat ini pihaknya sedang meminta persetujuan kreditur untuk IPO Palm Co. Dia membenarkan jika ada penggabungan perusahaan yang akan menjadi satu entitas yaitu Palm Co.
“Insya Allah, IPO Palm Co tahun ini, kami sedang dalam proses mendapatkan persetujuan kreditur,” ujarnya.
Melansir Bloomberg, Ghani mengumumkan Palm Co telah menunjuk sederet penjamin emisi untuk IPO tersebut, yakni Mandiri Sekuritas, DBS, BNP Paribas, dan CIMB Securities.
“Seperti balapan mobil, kita sudah berdiri di garis start, tinggal menunggu bendera hijau tancap gas,” kata Ghani.
Seperti diketahui, PT Perkebunan Nusantara IV (Palm Co) sebelumnya merupakan anggota dari holding perkebunan (PTPN III). Perusahaan kemudian memisahkan unit usahanya (spin off) dari PTPN IV untuk menjadikan Palm Co sebagai produsen minyak sawit lestari terbesar di dunia.
Pada tahun 2022, Palm Co bertujuan untuk mengumpulkan antara Rp 5 triliun dan Rp 10 triliun dari 20% penawaran saham perusahaan. Namun, Ghani menolak untuk memastikan lebih lanjut mengenai target besaran dana IPO.