PT Pertamina Geothermal Energy atau PGE akan memasuki pasar di bursa. Perseroan menawarkan 10,35 miliar saham baru atau setara 25% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana (IPO).
PGE menetapkan nilai nominal Rp 500 per saham dan harga penawaran ditetapkan Rp 820 hingga Rp 945 per saham. Dari aksi tersebut, perseroan akan mendapatkan dana segar sebesar Rp 9,78 triliun.
Sesuai prospektus yang dipublikasikan, masa penawaran umum akan dilaksanakan mulai 20 Februari 2023 hingga 27 Februari 2023. IPO perseroan telah mendapat persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM.
Perseroan akan mengalokasikan 1,50% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO atau 630,39 juta saham untuk Management and Employee Stock Option Program (MESOP). Sedangkan hak opsi dalam program MESOP dapat digunakan oleh manajemen dan karyawan perseroan dan anak perusahaan untuk membeli saham baru perseroan.
Harga untuk melaksanakan program MESOP akan ditentukan sesuai dengan alokasi yang minimal 90% dari rata-rata harga penutupan saham perseroan.
Sekitar 85% dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan bisnis perseroan hingga tahun 2025 yang terdiri dari:
Sekitar 55% akan digunakan untuk belanja modal (capex) atau investasi pengembangan penambahan kapasitas dari wilayah kerja panas bumi atau WKP operasional perusahaan saat ini. Hal ini dilakukan melalui pengembangan konvensional dan penggunaan teknologi co-generation untuk memenuhi permintaan tambahan dari pelanggan perusahaan. Sekitar 33% akan digunakan untuk belanja modal atau investasi untuk pengembangan penambahan kapasitas WKP Perseroan yang sudah beroperasi saat ini yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan penggunaan teknologi kogenerasi. untuk mengantisipasi kebutuhan pasar baru. Sebanyak 12% digunakan oleh perusahaan untuk belanja modal atau investasi dalam pengembangan kemampuan manajemen digital, analitik, dan reservoir untuk mendukung keunggulan produksi, operasi, dan pemeliharaan.
Selanjutnya, 15% atau maksimal hingga US$ 100 juta yang diperoleh dari IPO akan digunakan perseroan untuk membayar sebagian dari perjanjian fasilitas atau pinjaman sindikasi.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, IPO dinilai penting untuk mewujudkan transparansi perusahaan. Meski masa IPO sudah ditetapkan, Nicke belum bersedia menjelaskan detail aset perseroan atau jumlah saham yang akan dilepas ke publik.
Berikut jadwal sementara IPO Pertamina Geothermal Energy:
Periode Penawaran Umum Perdana : 1 – 9 Februari 2023 Perkiraan Tanggal Efektif : 16 Februari 2023 Perkiraan Periode Penawaran Umum Perdana : 20 – 22 Februari 2023 Perkiraan Tanggal Penjatahan : 22 Februari 2023 Perkiraan Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 23 Februari 2023 Pencatatan Efek di Indonesia Bursa Efek : 24 Februari 2023