PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) akan meluncurkan aplikasi super atau super application pada Januari atau Februari 2023. Aplikasi ini diklaim dapat mempercepat proses pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
“Dengan aplikasi super, prosesnya akan lebih cepat. Yang menarik dari pengajuan KPR ini bisa lebih cepat sekitar 50%,” kata Direktur Teknologi Informasi dan Digital Bank BTN Andi Nirwoto di Jakarta, Selasa (27/12).
Ia menjelaskan, aplikasi tersebut kini sudah mulai digunakan secara internal. Namun, bank penerbit dengan kode saham BBTN itu masih menunggu perizinan dan terus berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Awal tahun kalau bukan Januari atau Februari. Sebelumnya, itu adalah MoU simbolis. Mereka masih membutuhkan izin OJK,” kata Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu.
Andi menjelaskan, aplikasi BTN super ini nantinya akan menawarkan banyak keuntungan yang memudahkan nasabah dalam proses pengajuan KPR untuk kebutuhan pembiayaan renovasi rumah.
Tak hanya itu, perseroan juga akan membantu masyarakat dalam pengelolaan perumahan dan menyediakan pasar untuk pembelian barang elektronik, bahan bangunan, dan perabot rumah tangga.
Selain itu, terdapat aplikasi pembayaran multi transaksi lengkap dengan virtual account dan QRIS. Bank BTN juga telah mengembangkan Aplikasi BTN Mobile dan juga BTN Smart Residence. Untuk pasar juga menggandeng Arsitag.
Untuk aspek persewaan, BTN akan membantu developer untuk mengetahui ketersediaan unit dan memudahkan pelanggan dalam mencari rumah sewa. BTN juga akan membantu pencarian rumah, simulasi kredit, pengajuan kredit online dan lainnya.
Dengan begitu, pelayanan akan terintegrasi mulai dari pembukaan rekening, pengajuan KPR, bekerja sama dengan penyedia database perumahan, jasa interior dan arsitek. Lalu ada segmen bisnis internet banking yang merupakan tabungan untuk pengusaha kecil dan pengembang.
Sementara itu, biaya untuk mengembangkan aplikasi super tersebut diakuinya tidak terlalu mahal. Andi merinci, biaya pengajuan kurang dari Rp 10 miliar. BTN sepanjang tahun ini telah menyiapkan biaya modal untuk pengembangan teknologi informasi sebesar Rp 400 miliar. Hingga semester I-2022, perseroan telah menggunakan 35%-40%.
Lebih lanjut, melalui hadirnya layanan digital ini, perseroan berharap dapat meningkatkan jumlah transaksi dan jumlah nasabah di BTN. Selain itu, layanan ini memberikan pengalaman terbaik bagi nasabah untuk bertransaksi. Sedangkan dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun depan, ditetapkan kenaikan kredit sebesar 10%-12%.