Meski menghadapi risiko resesi ekonomi dan kenaikan inflasi, minat perusahaan untuk memperoleh pembiayaan melalui penawaran umum perdana (IPO) di pasar modal Indonesia masih relatif tinggi.
Hal itu tercermin dari data pipeline pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang per 9 Desember 2022 tercatat sebanyak 42 perusahaan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia mengatakan, mengingat akhir tahun yang lebih pendek, besar kemungkinan akan terjadi perubahan jadwal listing yang sebelumnya direncanakan pada 2022 menjadi 2023.
Hingga 9 Desember 2022, ada 58 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di BEI dengan total akumulasi dana Rp 32,7 triliun, kata Nyoman.
Saat ini terdapat 1 perusahaan yang sedang melakukan proses penawaran umum dalam sistem e-IPO yaitu PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY) dan sesuai jadwal akan tercatat pada 15 Desember 2022.
Jika saham VTNY tercatat di BEI, maka jumlah saham yang tercatat di BEI pada tahun 2022 menjadi 59 saham, meningkat 9% dibandingkan tahun 2021 yang berjumlah 54 saham dan lebih tinggi dari rekor tertinggi sepanjang masa. BEI tahun 2018 yang sebesar. menjadi 57 saham.
Berikut rincian channel listing saham per sektor:
2 Perusahaan dari sektor barang mentah 2 Perusahaan dari sektor industri 4 Perusahaan dari sektor pengangkutan dan logistik 2 Perusahaan dari sektor barang konsumsi primer 7 Perusahaan dari sektor barang konsumsi non primer 6 Perusahaan dari sektor teknologi 3 Perusahaan dari sektor kesehatan sektor 5 Perusahaan dari sektor energi 2 Perusahaan dari sektor keuangan 6 Perusahaan dari sektor real estate dan real estate 3 Perusahaan dari sektor infrastruktur
Selanjutnya: Ada Resesi, Bagaimana Peluang IPO 2023? >>