Saham PT Armidian Karyatama Tbk terancam delisting oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Pencopotan emiten berlogo ARMY itu terjadi karena sahamnya sudah disuspensi lebih dari tiga tahun.
Padahal, dari data perseroan, ada PT Asabri yang sahamnya masuk perseroan dengan total 873,1 juta saham atau setara 9,7% dari total jumlah saham.
BEI Goklas Tambunan, Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3, mengatakan bursa bisa menghapus surat berharga emiten dengan beberapa nota.
Pertama, mengalami kondisi atau kejadian yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha emiten, baik secara finansial maupun secara hukum. Serta untuk kelanjutan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan publik, dan perusahaan
dicatat sebagai tidak dapat menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang memadai.
Kedua, saham emiten yang akan disuspensi di pasar biasa dan pasar tunai baru diperdagangkan di pasar negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 bulan terakhir.
“Terkait hal tersebut diatas, masa suspensi saham perseroan telah mencapai 42 bulan pada 2 Juni 2023,” ujarnya dalam keterangan resminya, Kamis (8/6).
Berikut daftar pemegang saham PT Armidian Karyatama Tbk pada 28 April 2023:
PT Mandiri Mega Jaya
Jumlah saham : 1.842.368.800
Persentase total: 20,5% PT ASABRI
Jumlah saham : 873.159.483
Persentase total: 9,7% PT Gasa Perdana Ciptadaya
Jumlah saham : 648.009.400
Persentase total: 7,2% Jaksa Agung
Jumlah saham : 526.952.595
Persentase total: 5,8% Retail Development Group Limited
Jumlah saham : 454.612.300
Persentase total: 5% Masyarakat
Jumlah saham : 4.661.147.422
Persentase total: 51,7%
Seiring ancaman delisting saham perusahaan terkait Asabri, Presiden Jokowi sebelumnya menyebut Asabri merugikan negara hingga Rp 23 triliun dan Jiwasraya merugikan Rp 17 triliun.