liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Bank Kakap Ramai-ramai Jajaki Peluang di Bank Digital

Kinerja saham bank digital diproyeksikan terus mengalami tekanan sepanjang tahun 2023. Analis menilai tren penurunan harga saham emiten bank digital sejak awal tahun lalu menjadi momentum negatif yang menyebabkan investor lebih condong menjual saham.

Analis Riset Infovesta Kapital Advisory Arjun Ajwani melihat secara umum saham-saham perbankan digital saat ini masih overprice alias overvalued. Dari sisi rasio harga saham terhadap nilai buku atau price to book value (PBV), emiten bank digital lebih tinggi dari rata-rata industri perbankan.

“Karena belum bisa dipastikan kapan trend penerbit akan mengalami pembalikan. Jadi dari segi valuasi, rata-rata emiten bank digital masih belum menarik,” ujar Arjun kepada Katadata, Jumat (5/5).

Dilihat dari aspek kinerja, masing-masing bank digital memiliki kinerja keuangan yang berbeda-beda.

Bank digital yang terafiliasi dengan GOTO Group, misalnya PT Bank Jago Tbk (ARTO) mengalami laba positif di kuartal I sebesar Rp17,50 miliar, namun sedikit menurun secara tahunan atau year-to-year (YoY).

Kemudian, bank digital CT Corp, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) membukukan kenaikan laba bersih tahunan menjadi Rp90,50 miliar.

Sementara itu, bank digital yang terafiliasi dengan Akulaku Group, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) masih mengalami kerugian sebesar Rp 68,40 miliar, meski posisi keuangannya jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni laba bersihnya melonjak tajam namun tetap membukukan laba negatif.

Sementara itu, bank digital BRI, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) masih membukukan laba bersih positif Rp4,37 miliar namun turun YoY, sementara PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) masih mengalami kerugian lebih dalam Rp46,17 miliar.

“Jadi secara keseluruhan tidak berdampak pada posisi keuangan atau prospek bank digital karena beberapa bank digital seperti ARTO dan BBHI masih berhasil membukukan kenaikan laba bersih,” kata Arjun.

Melihat pergerakan saham sejak awal tahun ini atau year to date (YTD), beberapa saham menunjukkan tren penurunan. Misalnya ARTO dalam satu tahun terakhir mengalami penurunan sebesar 41,4%, BBHI mengalami penurunan sebesar 28,6%, BBYB mengalami penurunan sebesar 11,6%, dan BANK mengalami penurunan sebesar 1,77%.

Sementara itu, AGRO menjadi satu-satunya bank digital dengan kinerja YTD yang positif. Saham yang tercatat pada tahun lalu naik 0,99%.