Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sepanjang awal tahun 2023 berhasil menonjol. Bahkan, perusahaan ekosistem digital berbasis teknologi hasil merger antara Gojek dan Tokopedia mampu menjadi penopang utama indeks Bursa Efek Indonesia (BEI) agar tidak jatuh lebih dalam bulan ini.
Padahal, di awal Desember 2022, saham GOTO sempat menyentuh lower automatic reject (ARB) untuk volume hingga jatuh jauh di bawah level Rp 100 per saham.
Pada penutupan perdagangan Jumat (13/1) saham GOTO kembali menguat. Pada akhir pekan ini saham naik 8,25% menjadi Rp 105 per saham. Nilai transaksi meningkat sebesar Rp656,54 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 6,37 miliar saham atau tercatat sebagai top volume. Tingkat penutupan ini merupakan yang tertinggi dalam sebulan terakhir.
Lonjakan harga saham GOTO membuat saham sektor teknologi naik 1,83% atau menjadi sektor dengan perolehan saham tertinggi. GOTO juga bisa membantu pemulihan JCIG dengan menutup zona hijau pada penutupan perdagangan akhir pekan ini.
Kenaikan ini kemudian menjadikan GOTO sebagai saham teknologi dengan perolehan tercepat hingga saat ini dengan lonjakan sebesar 12,90% dari Rp93 menjadi Rp105 per saham.
Sementara itu, penurunan besar-besaran harga saham GOTO selama setahun terakhir telah mendorong sebagian besar analis untuk menargetkan ulang saham teknologi.
Pengamat Pasar Modal dan Founder Traderindo.com Wahyu Laksono mengatakan, untuk saham GOTO disarankan untuk berhati-hati dalam jangka pendek di area Rp 180-220 atau beli di titik lemah Rp 100 per saham.
“Beli pada kelemahan di Rp100 ke bawah sementara kewaspadaan jangka pendek di dekat area Rp180 hingga Rp120,” kata Wahyu kepada Katadata.co.id, Jumat (13/1).
Dalam studi terbaru, Deutsche Bank juga menyoroti kinerja harga saham GOTO yang tertekan. Dalam laporannya, analis ReenaVerma Bhasin mengatakan, pelemahan harga saham GOTO menunjukkan bahwa pasar terlalu pesimistis dan justru membuka peluang untuk naik. Hal itu mendorong dipertahankannya rekomendasi beli saham GOTO di harga Rp 172 per saham.
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai kenaikan harga saham GOTO wajar saja. Pasalnya, saham tersebut anjlok tajam dan kini memasuki masa konsolidasi pasca PHK tahun lalu dan sentimen negatif.
Dia juga berpikir harus ada lebih banyak katalis positif untuk mendorong saham GOTO. Apalagi, sektor teknologi akhir-akhir ini tidak memiliki sentimen positif.
“GOTO memasuki masa konsolidasi sejak Desember tahun lalu dan belum ada kenaikan harga yang signifikan. Untuk itu kita butuh katalis yang bagus,” ujarnya.