PT Schroder Investment Management Indonesia menilai penawaran umum perdana (IPO) PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk. (BSMT) atau Bank Sumut kurang menarik untuk saat ini.
Direktur Investasi Schroders Indonesia Irwanti mengaku pihaknya memang tengah memantau IPO Bank Sumut. Namun, bagi Schroders, bank penerbit besar saat ini lebih menarik dibandingkan bank daerah karena faktor likuiditas. Tak heran, saham bank dengan kapitalisasi pasar besar selalu menjadi acuan underlying asset para fund manager besar.
Irwanti menjelaskan, pertumbuhan dana pihak ketiga Bank Sumut sekitar 8% hingga 9% lebih rendah dari pertumbuhan kreditnya yang sebesar 12%. Menurutnya, dengan kondisi tersebut, ke depan likuiditas Bank Sumut akan tergerus.
“Maka, bank yang bukan big bank atau top big bank profitnya lebih rendah. Jadi, kita lihat saat ini kurang menarik,” ujarnya dalam acara Media Gathering: Market Outlook 2023 di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu ( 18/1).
Dalam prospektusnya, Bank Sumut akan menerbitkan total 2,93 miliar saham atas nama seri B yang seluruhnya merupakan saham baru dan dikeluarkan dari portofolio perseroan dengan nilai nominal Rp 250 per saham dalam rangka IPO.
Bank Sumut menargetkan dana baru Rp 1,49 triliun dari aksi korporasi IPO. Perseroan berencana menggunakan dana hasil IPO untuk pengembangan bisnis di luar Sumatera Utara.
Sebelumnya, Plt Direktur Utama Bank Sumut, Hadi Sucipto mengatakan, saat ini bank juga membuka cabang baru di Pekanbaru, Sumteng.
“Bank Sumatera memiliki cita-cita tidak hanya beroperasi di Sumatera Utara. Akhir tahun ini kami juga akan membuka cabang di Riau, Jambi, dan Palembang,” kata Hadi dalam jumpa pers, Senin (9/1).
Direktur Keuangan & Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti mengatakan pada kesempatan yang sama bahwa modal yang cukup ditambah dengan suntikan dana baru dari IPO akan meningkatkan kinerja bank.
Agar dapat memberikan dividen kepada pemegang saham. Sebagai informasi, Bank Sumut saat ini memiliki modal inti sebesar Rp4,3 triliun.
Bank yang sahamnya dimiliki Pemprov Sumut itu mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 15,15% atau Rp 706 miliar per Desember 2022 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 614 miliar.