Produsen tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex memutuskan memberhentikan seluruh jajaran komisaris dan direksi lama. Pemberhentian dengan hormat tersebut merupakan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Jumat (17/3) lalu.
Sesuai risalah RUPS, agenda rapat membahas perubahan susunan direksi dan dewan komisaris. Rapat tersebut dihadiri oleh 13.212.355.802 pemegang saham dengan hak suara yang sah atau setara dengan 64,60% dari jumlah seluruh saham.
“Sebanyak 12.947.021.660 suara atau 97,99% suara menyetujui pemberhentian dengan hormat seluruh jajaran komisaris dan direksi lama,” kata manajemen dalam keterbukaan informasi, Jumat (24/3).
Dewan komisaris dan direksi yang diberhentikan dengan hormat antara lain Megawati sebagai komisaris, Sudjarwadi sebagai komisaris independen, Iwan Setiawan Lukminto sebagai direktur utama, dan Iwan Kurniawan Lukminto sebagai wakil direktur utama.
Selain itu, Allan Moran Severino sebagai direktur keuangan, Mira Chrisitna Setiady sebagai direktur umum dan administrasi, Karunakaran Ramamorty sebagai direktur produksi, Edy Salim sebagai direktur operasi, dan Nasir Tamara Tamimi sebagai direktur independen.
Berikut susunan terakhir Komisaris dan Direktur Sri Rejeki Isman:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Iwan Setiawan Lukminto Komisaris : Megawati Komisaris Independen : Liem Konstantinus
Direktur:
Direktur Utama: Iwan Kurniawan Lukminto Direktur Operasional: Mira Christina Setiady Direktur Keuangan: Welly Salam Direktur Jenderal: Supartodi Direktur Independen: Regina Lestari Busono Direktur Bisnis Benang: Karunakaran Ramamoorthy Direktur Bisnis Kain: Sandeep Kr Gautam Direktur Bisnis Garmen: Theo Khek Thuan
Sebagai informasi, Sritex merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil dan produk tekstil terpadu. Sritex saat ini tercatat sebagai perusahaan tekstil terbesar di Indonesia.
Sritex awalnya berawal dari usaha kios kecil bernama UD Sri Rejeki di Pasar Klewer, Solo yang didirikan oleh almarhum Ie Djie Shien atau Muhammad Lukminto pada tahun 1966.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan perseroan per September 2022, SRIL membukukan rugi bersih Rp 2,25 triliun dengan rugi usaha Rp 3,55 triliun. Perseroan membukukan pendapatan Rp 7,22 triliun. Total ekuitas perseroan juga minus Rp 8,34 triliun dengan kewajiban Rp 24,22 triliun.