Pelaksanaan penawaran umum terbatas (PUT) IV atau rights issue PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) mengubah komposisi kepemilikan saham bank yang berdiri sejak tahun 1970, STIC Eugene Star Inc menjadi pemegang saham baru dengan kepemilikan 16,98% .
Masuknya STIC Eugene Star Inc sebagai pemegang saham baru tidak mengubah posisi KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali. Berdasarkan data yang dirilis PT Datindo Entrycom selaku biro administrasi rights issue, PT Bank KB Bukopin Tbk tercatat membeli hingga 80,2 miliar lembar saham dari total 119,9 miliar lembar saham yang diterbitkan. Hal tersebut membuat kepemilikan saham KB Kookmin tidak terlalu likuid dan hanya mengalami penurunan dari sebelumnya 67% menjadi 66,8%.
Dalam penghimpunan dana Rp11,99 triliun yang digelar KB Bukopin melalui rights issue, KB Kookmin menyuntikkan Rp8,02 triliun untuk membeli saham baru. Dari total jumlah saham baru yang diterbitkan, 95% dibeli oleh investor asing, termasuk KB Kookmin. Dengan demikian, total kepemilikan saham investor lokal di Bank Bukopin hanya 16,14%.
Direktur Utama Bank KB Bukopin Woo Yeul Lee mengatakan, suntikan dana sebesar Rp11,99 triliun yang disalurkan KB Kookmin merupakan wujud nyata keseriusan KB Financial Group (KBFG) Korea Selatan di Indonesia. KBFG masuk ke Bank Bukopin sejak 2018 dengan investasi sekitar Rp10 triliun.
“Dengan total aset mencapai USD 560,1 miliar, KBFG memiliki kemampuan finansial yang sangat besar dan kuat untuk mendukung perkembangan Bank KB Bukopin,” ujar Woo Yeul Lee seperti dikutip dalam keterbukaan informasi, Jumat (2/6).
KBFG adalah raksasa keuangan dengan basis pelanggan yang mencapai 70% dari populasi Korea Selatan. Kookmin juga memiliki peringkat kredit tertinggi di antara bank-bank Korea.
“Dengan dukungan yang luar biasa dari KBFG melalui KB Kookmin Bank, kami sangat yakin dapat menjadikan KB Bukopin sebagai bank yang dicintai nasabah di Indonesia,” ujar Woo Yeul lagi.
Lebih lanjut Woo mengatakan tambahan modal dari rights issue akan digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan Bank KB Bukopin. Menurut dia, sebagian besar dana hasil rights issue akan digunakan untuk kegiatan ekspansi kredit dengan target pemberian pinjaman kepada perusahaan.
Woo menjelaskan, pilihan menyalurkan kredit mayoritas kepada perseroan merupakan bagian dari strategi top down yang dilakukan Bank KB Bukopin. Langkah ini untuk mempercepat ekspansi kredit sekaligus meningkatkan kualitas aset.
“Dengan strategi tersebut, Bank KB Bukopin akan fokus pada wholesale atau corporate banking terlebih dahulu, kemudian mengintensifkan retail banking,” jelas Woo.
Bank KB Bukopin menargetkan peningkatan pendapatan bunga serta rasio kredit bermasalah (NPL gross) hampir 1% dari kredit baru yang diterbitkan. Selanjutnya, setelah meningkatkan kualitas aset Bank KB Bukopin akan mengintensifkan retail banking yang sejalan dengan proses transformasi digital.
Reporter: Andi M. Arief