Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan pemerintah akan memberikan insentif untuk kendaraan listrik tahun ini. Insentif tersebut berupa subsidi untuk sepeda motor listrik dan mobil listrik.
Luhut mengatakan, subsidi akan diberikan untuk konversi sepeda motor listrik dari sepeda motor biasa yakni sekitar Rp7 juta, serta mobil listrik berupa insentif pajak.
Mengingat upaya pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik, beberapa produsen yang terkait dengan bisnis kendaraan listrik berpotensi terkena imbas dari kebijakan ini. Oleh karena itu, investor saham perlu mewaspadai emiten untuk menangkap peluang pergerakan saham.
Analis Riset Infovesta Kapital Advisory Arjun Ajwani berpendapat, produsen yang memiliki lini bisnis kendaraan listrik memiliki prospek yang baik. Karena sektor ini sedang tumbuh dan menarik investor.
Sentimen hijau di sektor energi dan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) semakin penting di pasar global dan Indonesia.
Arjun menilai investor dan perusahaan sudah mulai menyadari pentingnya energi bersih. Sektor ini juga diperkirakan akan tumbuh secara signifikan di masa mendatang.
“Inisiatif energi bersih semakin penting bagi produsen energi,” ujar Arjun kepada Katadata.co.id, Jumat (27/1).
Sementara itu, Analis Henan Putrihai Sekuritas, Ezaridho Ibnutama menilai meski ada subsidi untuk membeli sepeda motor listrik, mayoritas listrik di rumah saat ini rata-rata bernilai 1.300 VA.
Pembatasan listrik di rumah untuk pengisian daya akan menjadi salah satu pedoman untuk memperluas segmen konsumen yang membeli sepeda motor listrik.
Selain itu, Arjun menilai peningkatan investasi lokal dan asing di sektor nikel untuk pembangunan smelter nikel akan memberikan sentimen positif bagi industri otomotif listrik.
“Karena semakin banyak upaya hilirisasi memproduksi baterai EV secara lokal akan semakin menekan biaya produksi kendaraan listrik atau EV,” ujarnya.
Sementara itu, Ezar merekomendasikan pelaku pasar modal untuk mencermati beberapa perusahaan manufaktur kendaraan listrik seperti PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), PT Indika Energy Tbk (INDY).
Arjun merekomendasikan PT Indika Energy Tbk (INDY) berdasarkan visi jangka panjang INDY yang menjanjikan. Serta mendiversifikasi sebagian besar bisnis mereka di luar sektor batubara untuk mendapatkan aliran pendapatan yang lebih beragam.
“Pendekatan mereka berpotensi besar untuk meningkatkan kinerja keuangan mereka di masa depan,” kata Arjun.
Arjun merekomendasikan INDY dengan target harga Rp 2.620 dan harga support Rp 2.330 per saham.
Pada perdagangan saham akhir pekan ini, mayoritas saham produsen kendaraan listrik mengalami kenaikan signifikan. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mencatatkan kenaikan 3,51% menjadi Rp590, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) naik 1,74% menjadi Rp117, PT Indika Energy Tbk (INDY) naik 2,49% menjadi 2.470, PT Wijaya Karya Tbk ( WIKA ) naik 2,94% menjadi Rp 700, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) naik 7,14% menjadi Rp 210 per saham.