Perusahaan tambang milik Harita Group PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) akan menawarkan 12% hingga 13% saham kepada publik saat penawaran umum perdana (IPO). Angka tersebut lebih rendah dari yang disetujui Dewan Jasa Keuangan (OJK) sebesar 18% atau setara dengan 12,09 miliar saham.
Direktur Utama NCKL Roy A. Arfandy membidik dana baru sekitar US$ 650 juta atau sekitar Rp 9,7 triliun dari aksi korporasi ini. Roy mengatakan harga penawaran saham Rp 1.220 hingga Rp 1.250 dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
“Dana tersebut untuk mendukung penyelesaian pembangunan proyek, peningkatan kapasitas produksi, pelunasan sebagian pinjaman perseroan, dan penambahan modal kerja perseroan,” kata Roy dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (17/).
Direktur Utama Trimegah Bangun Persada Suparsin Darmo Liwan mengatakan, alasan perusahaan mengeluarkan 12% hingga 13% atau kurang dari yang disetujui OJK. Menurut dia, target perolehan dana IPO sebesar Rp 9,7 triliun sudah mencukupi kebutuhan perseroan.
“Kami menawarkan 12% sampai 13%. Tidak maksimal dari OJK yakni 12,09 miliar saham,” ujarnya.
NCKL akan membagikan dividen kepada pemegang saham minimal 30% dari laba bersih, tergantung arus kas dan rencana investasi, peraturan perundang-undangan Indonesia, dan persyaratan lainnya.
“Perseroan telah membagikan dividen sejak tahun 2012 dan direncanakan untuk membagikan dividen menggunakan tahun buku 2022 yang akan dibagikan pada tahun 2023,” ujarnya.
Saham NCKL akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 April 2023. Sebagai informasi, pendapatan NCKL dari kontrak dengan nasabah mencapai Rp9,04 triliun pada periode Januari hingga November 2022, meningkat 17,32% dibandingkan periode yang sama. sebelum. tahun.
NCKL juga membukukan pendapatan lain-lain sebesar Rp231,30 miliar, meningkat 255,82% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp65 miliar. Perseroan juga berhasil menurunkan beban penjualan, umum dan administrasi sebesar 9,05% dari Rp 873,45 miliar menjadi Rp 794,43 miliar.
Sedangkan laba NCKL periode tersebut melonjak 207,95% dari Rp1,39 triliun pada November 2021 menjadi Rp4,30 triliun pada 30 November 2022. Laba bersih per saham juga meningkat dari Rp23,16 per saham menjadi Rp78,63.