Jumlah transaksi crypto dan investor pada kuartal pertama 2023 tumbuh lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun aset crypto utama pada kuartal pertama mengalami peningkatan.
Menurut data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) jumlah transaksi kripto per Maret 2023 adalah Rp 38,48 triliun. Angka tersebut turun 70,44% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sepanjang tahun lalu, rata-rata transaksi per bulan mencapai Rp 25,5 triliun atau Rp 800 miliar per hari.
Nilai transaksi crypto terus menurun. Nilai transaksi pada 2022 hanya tercatat Rp 306,4 triliun, sedangkan pada 2021 mencapai Rp 859,4 triliun.
Sementara itu, jumlah investor aset kripto di Indonesia pada kuartal pertama berjumlah 17,14 juta investor. Rata-rata, ada pertumbuhan 149.792 investor per bulan. Sedangkan tahun lalu rata-rata tumbuh 457.595 per bulan. Per Desember 2022, ada 16,7 juta investor kripto.
Bahkan pada akhir tahun 2021, jumlah investor aset kripto hanya 11,2 juta, menandakan bahwa investor kripto meningkat sekitar 43,75% pada Januari-Agustus 2022.
Kepala Biro Pengembangan dan Pengembangan Pasar Bappebti Tirta Karma Senjaya mengatakan, perkembangan transaksi kripto pada kuartal I 2023 belum membaik sejak akhir 2022.
“Memang ada pertumbuhan jumlah investor tapi kenaikannya tidak sebesar tahun sebelumnya,” katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (21/4).
Tirta mengatakan, penurunan transaksi kripto terjadi karena beberapa faktor seperti pasar yang mulai jenuh, lemahnya aset kripto hingga jatuhnya Luna atau token kripto di jaringan Terra dan pasar kripto terbesar FTX.
Menurutnya, hal ini mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi aset kripto.
Untuk mencegah runtuhnya pasar kripto di Amerika, Bappebti sudah memiliki aturan untuk melindungi konsumen. Pemerintah dan DPR telah mengesahkan UU Pembinaan Regulasi Sektor Keuangan (P2SK).
Melalui undang-undang ini akan terjadi sedikit pergeseran kekuasaan, bahwa Perdagangan Fisik Aset Kripto yang semula berada di bawah pengawasan Bappebti atau Kementerian Perdagangan akan bergeser di bawah Dewan Jasa Keuangan (OJK).
Pengalihan ini diharapkan dapat memberikan ruang regulasi dan pengelolaan risiko yang lebih baik, khususnya terkait dengan sektor fiskal yang selanjutnya dapat mempengaruhi stabilitas sistem keuangan di Indonesia.
Namun, pada April mendatang, Tirta yakin akan ada pertumbuhan yang signifikan di kalangan investor. Ini sejalan dengan kenaikan harga Bitcoin, Ethereum, Cardano, Solana, Doge Coin, dan Binance Coin. Dimana hal ini akan cukup meningkatkan minat para investor untuk bertransaksi kembali di pasar crypto.
“Apalagi pada kuartal pertama tahun 2024 akan terjadi halving Bitcoin yang biasanya akan mendorong harga Bitcoin dan diikuti oleh altcoin lainnya,” ujar Tirta.
Hal senada disampaikan Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda.
“Ya, memang ada pergerakan dalam jumlah yang meningkat. Faktornya banyak, salah satunya adalah semangat setengah hari. Termasuk meningkatkan kepercayaan investor global terhadap crypto,” katanya.
Namun terkait target jumlah investor, Aspakrindo belum memilikinya. “Belum ada angka resmi. Kami masih melihat perkembangan yang ada hingga kuartal ketiga,” kata Manda, begitu biasa disapa.
Sementara itu, Pakar Crypto Magical Financial Panji Yudha memproyeksikan Bitcoin berpotensi melanjutkan momentum kenaikannya pada kuartal kedua tahun 2023. Hal ini terlihat dari pergerakan Bitcoin pada kuartal kedua tahun 2013-2022 yang mengalami kenaikan rata-rata sebesar 8,31%.
Hal ini juga didukung oleh kinerja positif Bitcoin yang mencatatkan kenaikan hingga 70%, dimana pada 30 Maret harga Bitcoin tercatat US$ 29.175 dari US$ 16.500 pada 1 Januari 2023.
“Selain itu, Bitcoin mampu menguat di tengah berlanjutnya kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada FOMC Maret 2023. Keputusan The Fed untuk menerapkan pelonggaran kuantitatif setelah kolapsnya beberapa bank AS yang menyebabkan peningkatan likuiditas juga memiliki dampak tambahan pada katalis positif untuk pasar aset kripto,” kata Panji.
Tidak hanya itu, pasar juga mencermati tanda-tanda bahwa Fed mulai meningkatkan kenaikan suku bunga menjelang akhir siklus yang juga berdampak positif pada Bitcoin pada kuartal kedua tahun 2023.
Kemudian, menjelang momentum paruh tahun berikutnya, serta ethereum Shanghai yang akan terjadi pada 12 April, ada harapan untuk mendorong pasar aset kripto lebih tinggi pada kuartal kedua tahun 2023.
Sementara itu, data blockchain dari platform Santiment menunjukkan bahwa jumlah kepemilikan Bitcoin pada kuartal pertama tahun 2023 meningkat lebih dari 2,15 juta, menjadi 45,74 juta akun.
“Peningkatan jumlah rekening pemegang Bitcoin karena investor melihat Bitcoin sebagai aset yang aman dari gejolak yang terjadi di industri perbankan,” kata Panji.